Apakah Benar Nenek Moyang -Membahas asal usul nenek moyang sangat menarik, kali ini ulasan soal nenek moyang orang palembang, sumatra selatan ( Sumsel ).
Orang palembang di masa kini di kenal berkulit putih dan bermata sipit. Lantas apakah benar nenek moyang orang palembang berasal dari china?
Banyak catatan sejarah yang menyebutkanorang palembang di kenal terbuka. Sejak masa kerajaan Sriwijaya yang mulai berkuasa pada abad ke-6, pendatang dari berbagai penjuru sudah datang ke wilayah yang kini di kenal dengan palembang.
Di antaranya dari china dan timur tengah yakni Arab Saudi dan Yaman. Kedatangan mereka untuk berbagai keperluan mulai dari belajar hingga berdagang yang kemudian menetap dan terjadi perkawinan dengan warga pribumi.
Bahkan salah satu isteri penguasa pertama kesultanan Palembang yang terdiri pada abad ke-17 adaah orang china. Perkawinan itu i ikuti para bangsawan dan lama kelamaan juga terjadi di kalangan masyarakat. Karena itu, orang palembang di masa modern ini di kenal berkulit putih dan bermata sipit.
=> Baca juga: Sejarah Terbentuknya Danau Toba Nyaris Menamatkan Manusia
Namun jika di tarik kebelakang, asal usul atau nenek moyang orang palembang termasuk rumpun melayu dari ras weddoide. Antara tahun 2500 hungga 1500 sebelum masehi.
Golongan pertama ras melayu dari bangsa Proto-melayu menyeberang dari asia ke semannjung Tanah Melayu, kemudian ke bagian barat hinggga termasuk pulau Sumatera.
Mengutip Prof S Husin Ali, guru besar universitas Malaya di laman Kebudayaan Kemendikbud, gelombang kedua kedatangan ras rumpun melayu terjadi tahun 300 SM.
Bangsa gelombang ke dua ini di sebut Deotro-Melayu yang kedatanganya memaksa bangsa Proto Melayu menyingkir ke pedalaman dan ada pula yang berbaur dengan pendatang.
Bangsa Deutro Melayu inilah menjadi cikal-bakal rumpun Melayu yang ada di sebagian indonesia termasuk nenek moyang orang palembang.
Selanjutnya, antara abad VII-XIII pada masa jaya kerajaan Sriwijaya yang berpusat di palembang, Wilayah kekuasaannya menyebar ddi seluruh Sumatera, Selat Melaka dan Semenanjung Tanah Melayu.
Apakah Benar Nenek Moyang Orang Palembang Dari China?

Pada masa Sriwijaya ini, pendatang dari china sudah datang atau sekedar singgah sebelum melanjutkan perjalanan ke india utuk mendalami ilmu agama.
Kemudian pada abad ke-13 dan 14, Palembang pernah menjadi wilayah di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan sehingga menjadi derah tak bertuan sehingga menjadi sarang bajak laut. Salah satu sejarah yang paling terkenal, Laksmana Cheng Ho datang dengan pasukannya untuk menumpas perompak dari china.
=> Baca juga: Sejarah Candi Prambanan dan Legenda Roro Jonggrang
Kemudian berdiri kesultanan Palembang dan pendatang dari china dan timur tengah berdatangan.
Pendatang dari timur tengah mendirikan perkempungan tersendiri yang bertahan hingga saat ini dan menjadi objek wisata.
Sementara pendatang dari china membaur dan terjadi perkawinan yang membuat orang palembang di masa kini lebih di kenal berkulit putih dan bermata cipit, sehingga membentuj orang melayu baru.
Demikian pembahasan mengenai nenek moyang orang Palembang yang termasuk rumpun melayu namun kini berkulit putih dan bermata sipit.
Sementara itu, jika hendak ke jakabaring, Palembang dan mau memasuki station Gelora Sriwijaya, anda akan melalui bundaran tugu Parameswara. Sebuah karya yang di buat menyambut PON 2004 lalu.
Tugu ini berbentu pelepa daun pisang, di ambilnya pelepa daun pisang ini lantaran hampir do setiap di daerah di sumatera, selain di pesisir maupun di pegunungan selalu di temukan pohon pisang.
Gagasan membangun tugu Parameswara, seperti di ungkapan Djohan Hanafiah semasa hidupnya, guna menunjukan Palembang sebagai simbol pemersatu rumpun Melayu di Nusantara.
=> Baca juga: Candi Borubudur Ditetapkan UNESCO, Situs Warisan Dunia
”Semua wong Melayu yang ada di Nusantara, khususnya di Malaysia, Singapura, Thailand selatan, dan Brunei berasal dari palembang. Mereka semua leturunan darI Parameswara dan pengikutnyam seorang panglima dari palembang,” kata Djohan.
”Jadi,jika bicara palembang, semua wong Melayu akan sadar kita saudara,” ujarnya.
Sebagai catatan, berkisar abad ke-14, Majapahit menyerang palembang setelah kerajaan Sriwijaya melemah. Salah satu pangeran dan panglima perang di palembang yakni Parameswara tidak mau tunduk kepada Majapahit.
Diapun bersama sang Nila Utama meninggalkan palembang. Mereka lari dari pulau Tumasik ( singapura ), lalu ke Malaka. Di sana dia membangun kerajaan, yang kini menjadi Malaysia.
Ketika dia melakukan kontak dengan pedagang dari Persia, Tiongkok, dan Gurajat, yang muslim, Parameswara kemudian memeluk islam dan menganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.
Beberapa keturunan Parameswara dan pengikutnya di yakini pula berlari ke Brunei Pattai dan Narathiwat di Thailand selatan.
Semoga artikel ini bermamfaat bagi yang baca